Renungan Harian: Sabtu 12 Januari 2013

KITA DIPANGGIL MENUNTUN JALAN BAGI ORANG LAIN

Renungan pagi hari Minggu, Epiphani 6 Januari 2013

Apa itu Epiphany? Kata ini berasal dari bahasa Yunani Epiphanos yang terdiri dari dua dua gabungan kata: Epi dan Phanos. Epi artinya keluar, menjauh. Phanos atau Phany artinya menampakkan, menunjukkan dan menyatakan dengan jelas (to manifest). Epiphany berarti menampakkan ke permukaan luar ke-Tuhan-an Yesus. Tetapi penampakan itu bukan hanya menyangkut yang internal menjadi eksternal dari pribadi seseorang, tetapi juga menyangkut iman keseluruhan dari kita. Iman kita bukan hanya dikurung di kandang komunitas atau kelompok kita tetapi disebarkan ke luar sehingga Nampak dilihat dan dialami orang lain.

Nabi Yesaya, dalam bacaan pertama menekankan kepada orang Israel sebagai bangsa terpilih, bahwa setelah menerima kemuliaan Allah yang turun atas mereka, mereka harus menjadi cahaya bagi semua bangsa: “Angkatlah mukamu dan lihatlah sekeliling, mereka semua datang kepadamu, anak-anakmu laki-laki datang dari jauh…dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu” (Yes 62:4-5). Seperti orang Israel dipanggila Allah berkumpul untuk mendengar SABDA-NYA dan menjadi cahaya bagi semua bangsa, demikianlah Gereja mempunyai peran sebagai pembawa cahaya. Allah akan mengumpulkan bukan hanya sisa-sisa Israel yang tercerai-berai tetapi juga yang tidak dianggap sebagai bilangan kaum Israel.

Santo Paulus berkata kepada jemaat di Epesus: “bangsa-bangsa bukan Yahudi, karena berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus” (Ef 3:6). Dengan demikian keselamatan yang ditawarkan Allah bukan lagi hanya milik Israel tetapi sudah dibuka luas kepada semua bangsa.

Cerita perjalan ketiga orang Majus dari Timur (Mat 2:1-12) adalah sebagai ilustrasi keterbukaan Allah. Ia membuka diri, mewahyukan diri kepada semua orang dan semua bangsa. Ketiga raja itu menjadi representasi bangsa-bangsa yang diundang Allah untuk mencapai keselamatan. Di sini Nampak bahwa Allah tidak bisa dikungkung, dibatasi hanya untuk orang Israel. Allah, lewat bintangNya, menuntun ketiga orang itu untuk sampai pada Yesus. Mereka berjumpa dengan Yesus beserta ibu dan bapaknya. Di tangannya ada persembahan berharga, emas, kemenyan dan mur. Itu adalah simbol bagi identitas Yesus. EMAS adalah simbol RAJA/KEUTAMAAN. KEMENYAN adalah simbol IMAMAT/DOA. MUR adalah simbol KENABIAN/KEMARTIRAN.

Panggilan untuk keselamatan ditawarkan Allah untuk semua orang dan semua bangsa. Tergantung kepada setiap orang mau menerimanya atau tidak. Herodes dan banyak orang Yerusalem hanya terkejut saja mendengar berita kelahiran Yesus. Mereka tidak mencaritau dan tidak pergi melihatnya. Orang majus berusaha dengan sekuat tenaga untuk sampai pada Yesus. Mereka pun akhirnya disambut Yesus dengan sukacita. Niat mereka berubah setelah mengenal Yesus. Mereka pulang lewat jalan lain. Hal ini bisa diartikan sebagai perubahan sikap dan perangai. Setiap orang yang sudah mengenal Yesus mesti mau berubah dari kejahatan ke kebaikan. Dengan demikian kita pun bisa menjadi cahaya menuntun orang lain mengenal Yesus. Epiphani memberi pesan bagi kita supaya kita menjadi BINTANG PENUNTUN JALAN bagi orang lain untuk semakin mengenal Allah. Dan setelah mengenal Allah, setiap orang harus kembali LEWAT JALAN LAIN, yakni pertobatan dan perubahan sikap hidup yang lebih baik. Selamat hari minggu Epiphani.

Deus Meus et Omnia

Komentar